Jumat, 05 Juni 2020

Aku, Diriku, dan Elegi di sore hari


HD wallpaper: person, human, drink, beverage, tea, sunset, glass ...
Source: https://www.wallpaperflare.com/person-human-drink-beverage-tea-sunset-glass-pottery-wallpaper-ghlmr


"Tik...Tok...Tik...Tok..."

Suara gerak jarum jam masih terdengar di sore hari, tepat ketika saya sedang menikmati secangkir teh yang hangat. Tidak begitu manis, tidak juga begitu hambar, entah kenapa sore itu rasanya pas!. Tidak berselang lama, "Kling!" suara lain membuat saya terkejut. Tergeraklah diri ini membuka HP dan melihat, 

"Ah, notif Gmail! "

Saya baru ingat, ternyata kemarin saya sempat mengirimkan CV dan motivation letter kepada salah satu organisasi keprofesian di kampus. Bisa dikatakan saya sangat percaya diri. Bagaimana tidak, berbagai prestasi dan pengalaman sudah lebih dari cukup saya dapatkan semasa SMA. Untuk tahun pertama kuliah, saya rasa itu lebih dari cukup jika hanya sekadar mengisi CV untuk sebuah organisasi yang saya sendiri cukup familiar dengan orang-orang yang menjabat sebagai pengurus di dalamnya. Surel itu saya buka, dan saya baca perlahan-lahan. Tapi kenapa saya tidak menemukan tanggal wawancara? Ah, ternyata bukan tanggal wawancara yang saya dapat.

"As a result of the Document Selection, we want to apologize that you haven't been able to join us"

Seketika saya diam sejenak. Mengingat kembali kapan terakhir kali saya merasakan sebuah penolakan. Saya ingat, saya kembali bisa merasakan. Iya, rasa ini sama seperti dulu ketika saya melihat sebuah tulisan merah di layar web. Ternyata, tidak ada bedanya tertolak SNMPTN dengan tertolak ikut organisasi. Mungkin terkesan terlalu hiperbola, apalagi jika pengalaman saya yang telah terbubuhkan di CV cukup menarik. Lantas terbesit sebuah pikiran,

"Jika seperti ini saja tertolak oleh sebuah organisasi di kampus, bagaimana yang diterima? Apakah lebih dari ini? Apakah dia pernah menang banyak kompetisi juga? Apakah ini rasanya tertolak kerja nanti?"

Berbagai kekhawatiran muncul, bahkan yang seharunsya tidak perlu khawatir oleh saya yang mulai masuk tahun kedua di perkuliahan. Terkesan lebay, memang begitu. Namun, ada satu hal yang saya sadari. Beginilah diri saya berkomunikasi dengan saya, bahkan mungkin beginilah Tuhan mengingatkan saya.

"Jangan remehkan sesuatu, kamu belum tentu lebih baik daripada yang lain. Semua ini hanya titipan. Jangan mengulangi kesalahan yang sama untuk kesekian kalinya. Harus apa diri ini sakit terlebih dulu sampai engkau sadar dimana letak kekuranganmu?"

Mungkin begitu jika diri ini bicara kepada saya sore itu. Glek!, saya teguk sisa teh yang perlahan dingin. Namun, kali ini begitu manis saya rasakan, tidak hambar sama sekali. Saya hanya bisa mengucapkan terimakasih, untuk kesekian kalinya saya ditegur. Tuhan masih peduli dengan saya, masih ingin saya berbenah diri. 

"Tuhan, jangan Engkau ragu untuk tegur diri ini! Saya sedih jika Engkau tegur, karena akan ada hal yang pahit untuk membayar kesalahan yang saya lakukan. Tapi saya lebih sedih jika Engkau tak pernah menegur! Karena saya akan selalu merasa benar walaupun itu salah, dan menghambarkan rasa pahit menjadi manis sampai waktu pertanggungjawaban nanti" 

Kemudian matahari perlahan meninggalkan sisa sinarnya. Saya pun kembali mengambil cangkir teh, berharap ada sisa teh manis di cangkir yang kosong itu. 

Rabu, 17 Juli 2019

Hello World!

Hallo Semua! 


Sesuai judul, saya berusaha menyapa dunia lain yang luas ini (read: internet) dengan "Hello World!". Sejujurnya, saya bingung mau nulis apa pada tulisan perdana saya di blog ini, hehe. Tak ada hal istimewa yang pantas untuk saya pamerkan kepada kalian para pembaca. Namun tentu saya punya beberapa alasan kenapa mulai membiasakan dan membuat blog dari sekarang.

Oh iya, sebelum saya mengulik lebih jauh tentang alasan saya, saya mau memperkenalkan diri dulu, nih! Well, nama saya Firman Cahya Putra Adistia. Kalian bisa panggil Firman. Umur nggak penting lah ya ehehe, yang jelas saya adalah seorang calon mahasiswa (ketika blog ini dibuat) di universitas milik yayasan salah satu BUMN terbesar di Indonesia. Sebenarnya, alasan saya menulis postingan pertama ini adalah untuk membiasakan nge-blog nanti. Jadi, mohon maaf di tulisan pertama ini jika ada kosakata yang ngga bener, atau mungkin susunannya yang masih hancur banget. 

Terlepas dari kekurangan saya diatas, ada beberapa alasan fundamental mengapa saya memutuskan untuk nge-blog. Salah satu alasan itu adalah karena saya ingin membiasakan menulis untuk mengutarakan ide. Dari kecil, saya terbiasa memikirkan sesuatu sampai se detail-detailnya, namun kelemahan saya adalah tidak terbiasa menuangkan hasil pemikiran itu ke dalam sebuah susunan paragraf. Jadi, saya hanya bisa menyampaikan segala sesuatu lewat ucapan, ya! hanya lewat ucapan. Sedih juga rasanya, niat ini baru muncul ketika saya akan memasuki jenjang kuliah. Ah, andai dari sekolah dasar saya terbiasa menulis.


Disamping itu, saya memandang blog merupakan wadah untuk mengekspresikan apa yang saya rasakan. Dengan menulis di blog, saya bisa mencurahkan apa yang saya pikirkan beserta opini-opini saya terhadap suatu kajian masalah nanti, entah tentang studi saya, ataupun hal yang lebih luas lagi. Kalian para pembaca, juga dapat dengan bebas menghakimi segala informasi yang kalian serap dengan membaca blog, namun tetap jangan mengabaikan aturan yang berlaku. 


Itulah alasan paling fundamental bagi saya untuk memulai nge-blog. Sebenarnya ada alasan lain sih, tapi mungkin lebih baik hanya saya dan Tuhan yang tau. Untuk kalian, silakan menafsirkan sendiri apa alasan saya yang lain (maksa banget). Untuk kedepannya, saya berharap bisa berbagi sesuatu yang bermanfaat bagi kalian, para pembaca. Semoga, apa yang saya niatkan dan usahakan ini bisa membuahkan hasil baik nantinya. Akhir kata, terimakasih sudah berkunjung.



Banyuwangi, 17 Juli 2019